Your Page links

KELOLA HIDUP DAN RENCANAKAN MASA DEPAN UNTUK LEBIH BAIK ------ KARAKTER PRIBADI YANG RUSAK SERING BERMULA DARI POLA FIKIR YANG SALAH...PENGETAHUAN ADALAH KEKUATAN........Amdafa Daubatu
 
Selasa, 05 Mei 2015

IMPLEMENTASI MISSION HMI DALAM MEWUJUDKAN MORALITAS KADER


IMPLEMENTASI MISSION HMI DALAM MEWUJUDKAN MORALITAS KADER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikut Intermediate Training( Lk-II)
  Yang Diselenggarakan Oleh Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI )
Cabang Cabang Jantho 05 Sampai 13 Februari 2012

Oleh :

AMDAFA AULI



Dipresentasikan pada Latihan Kader II (Intermediate Training) Tingkat Nasional
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG JANTHO
TAHUN 20I2
KATA  PENGANTAR

           Segala puji bagi Allah yang yang menguasai gerak garik hati hambaNya salawat dan salam semoga tercurah kepada suri teladan kita Nabi Muhammad, serta keluarga, sahabt, dan pengikut beliau hinnga ahir zaman.

Alhamdulillah dengan rahmatNya penulis telah dapat menyelesaikan penusunan makalah ini dengan Judul “IMPLEMENTASI MISSION HMI DALAMA MEWUJUDKAN MORALITAS KEDER” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada kanda dan teman teman yang telah ikut membantu dan membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kamimenyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.


Aceh besar, Januari 2012
Penulis


Amdafa auli





BAB I
PENDAHULAUAN
  1. LATAR BELAKANG
Himpunan mahasiswa islam ( HMI ) adalah organisasi mahasiswa yang diprakarsai  oleh tokoh mahasiswa sekolah tinggi islam ( STI ) yang bernama Lafran Pane beserta ke empat belas kawan- kawan mahasiswa lainya pada tanggal 14 Rabiul Awal bertepatan tanggal 5 Februari 1947 M ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi HMI dan juga bagi dunia mahasiswa dan bangsa Indonesia pada umumnya. HMI di dirikan berkat keberanian dan cita – cita luhur putra bangsa guan memperjuangkan, mempertahanakan dan mengisi kemerdekaan dari kalangann mahasiswa muslim yang memiliki komitmen atau keislaman dan keindonesiaan.
Pembentukan organisasi HMI bukan karna tidak cocok dengan tujaun organisasi lain namun melainkan jauh dari itu karna adanya dorongan ( Motivsi ) kepentingan lebih luas sebagai respon atas tuntutan perjuangan melawan Belanda. Kesadaran yang mendalam atsa kedudukan peranan mahsiswa sebagai kader ummat dan kader bangsa yang di tuntut tanggung jawabnya secara nyata di tengah – tengah masyarakat disnilah juga secara politik, perkembangan komunisme mulai mengkhawatirkan, dan semakin disadari hadirnya sebagia tantangan untuk mewujudkan masa depan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat adil makmur.
Adapun pandangan dari pada pendiri HMI bahwa manusia tidak boleh lenga dan berhura–hura melainkan harus bangkit berjuang dengan tujuan mempertahankan  Negara republik Indonesia, mengakat dan mengembangkan ajaran agama islam, jelas dari rumus tersebut tergambar secara utuh dan terintegerasi wawasan ke islaman dan keindonesiaan menjadi karakter HMI sebagai organisasi kader ummat dan kader bangsa, sedangkan wawasan kemahasiswaaan
 menunjukan HMI adalah organisasi mahasiwa yang berorientasi pada ilmu pengetahuan organisasi HMI mempunyai misi atau tafsir tujuan HMI. Yang pertama kali dirumuskan pad tahun 1969.
Misi HMI secara tersirat terlihat dari latar belakang berdirinya HMI secara tersurat terformulasikan dalam rumusan tujuan pertama HMI. Lebih jelasanya  mengenai latar belakang berdirinya HMI sebagai kajian yang terbaru dapat dilihat dalam disertasi Agussalim Sitompul, yang di promosikan pada tanggal 12 juli 2001, dengan judul “ pemikiran HMI tentang keisalaman – keindonesiaan 1947 – 1997. Adapun beberapa latar belakang munculnya pemikiran dan berdirinya HMI adalah:
1.      Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan
-          Aspek politik : Indonesia menjadi objek jajahan Belanda.
-          Aspek Pemerintahan : Indonesia berada di bawah pemerintah Belenda.
-          Aspek Hokum : Indonesia berlaku diskriminasi.
-          Aspek Ekenomi : bangsa Indonesia berada dalam kondisi ekonomi lemah.dll
2.      kesenjangan ummat islam dan pengetahuan, pemahaman,serta penghayatan dari pengalaman ajaran islam.
3.      Kebutuhan, pemahaman dan pengahayatan ke agamaan.
4.      Munculnya popularisasi politik.
5.      Berkembangnya faham dan ajaran komunis.
6.      Kedudukan perguruan tinggi dan duni kemahaiswaan yang strategis.
7.      Kemajemukan bangsa Indonesia.
8.      Tuntutaan modernisasi dan tantangan masa depan.
Latar belakang tersebut merupakan ad hoc  terhadap  latar belakang berdirinya HMI yang perna penulis teliti 1976, seperti tertuang dalam buku “ sejara perjuangan HMI ( 1947 – 1975 ).`1
Secara tersurat, misi HMI tercamtum dalam rumusan tujuan HMI yang pertama adalah:
1.      Mempertahankan Negara republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.
2.      Menegakan dan mengmbakan ajaran agama islam.2
Dapat dillihat dari sudut pandang misi HMI baik secara tersirat  dari latar belakang berdirinya HMI, maupun secara tersurat yang tercantum dalam tujuan HMI, yang inti antara keduanya yaitu dapat menegakkan, mengembangkan, dan mengamalkan ajaran agama islam.
Kemudian dari pada itu untuk mewujutkan misi tersebut, dalam hal ini penulis sangat menekankan moralitas ( akhlak ) yang baik, yang tertanam dalam diri kader HMI yaitu ( kader ummat dan bangsa ) mengapa demikian.? Karna banyak kita lihat sekarang kader HMI jauh dari sifat moralitasnya sukses atau berjalanya sebuah kepemimpinan yang arif atau sebuah organisasi yang kuat ( militant ) sangat mempengaruhi oleh tatanan moral yang baik pula, tanpa adanya moral yang baik intelektual tidak ada arti nya dan tanpa adanya moral (akhlak yang baik) maka sebuah organisasi tidak akan berjalan sesuai dengan yang di cita-citakan maka tegasnya kedudukan moral ( akhlak ) di atas segala–segalanya.
  1. Hhtp://insanlimacita.worpres.com latar-belakang-berdirinya hmi/…di akses 20/2/2012
  2. Hariqo wibawa satria.lafran pane jejak hayat dan pemikirannya, hal 3
Untuk mewujudkan hal tersebut kita dapat merujuk pada tujuan  HMI yaitu “ terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil makmur yang di ridhai allah subahanahuwata’ala.3
  1. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu :
1.      Apakah dengan implementasi  mission HMI dapat mewujutkan moralitas kader ?
2.      Bagaiman peran kader dalam misi HMI ?
3.      Apakah moralitas kader dapat terwujud dengan mengimplentasikan misi HMI melalui tujuan HMI ?
  1. PENJELASAN ISTILAH
Untuk memudahkan pembahasan selanjutnya dan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penjelasan ini maka penulis perlu untuk mengemukakan pengertian-pengertian dari judul di atas yaitu :
1.      Implementasi        : Suatu penerapan atau pelaksanaan
2.      Mission                 : Tugas dan tanggung jawab
3.      Mission HMI        : Tugas dan tanggung jawab yang di emban oleh kader HMI
4.      Kader                   : Pengendali pola gerak atau sebagai seorang atau kelompok yang berada disuatu wadah organisasi yang dibina secara continyu dan diharapkan menjandi tulang punggung dan generasi penerus bagi agama dan bangsa.
  1. Anggarn dasar hmi. Bab III pasal 6
  1. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan antara lain :
  1. Untuk mengetahui apakah implementasi mission HMI dapat mewujudkan moralitas kader
  2. Untuk menelaah peran kader HMI dalam misi HMI.
  3. Untuk mengetahui moralitas kader dapat terwujud dengan cara menerapkan misi HMI melalui tujuan HMI.
  1. PEMBATASAN MASAALAH
Berdasarkan uraian di atas maka terdapat berbagai macam dan luasnya penulisan, oleh karna itu perlu adanya pembatasan agar penulisan ini mempunyain arah yang jelas  dan pasti yaitu sebagai berikut:
  1. Acuan yang digunakan dalam penulisan ini adalah implementasi misi HMI yang merujuk pada tujuan HMI.
  2. Dalam penulisan ini menkaji tentang moralitas kader dan peran kader dalam misi HMI.
  1. MANFAAT PENULISAN
  1. Manfaat teoritis : Manfaat teoritis yaitu sebagai bahan informsai bagi para kader HMI dalam menerapkan misi  melalau tujuan hingga dapat di jadikan alternatife  ( solusi ) guna mewujudkan moralitas yang baik.
  2. Manfaat praktis : Diharapkan bagi pengurus atau kader dapat memperluas wawasan tentang cara mewujudkan moral yang baik dan memperdalam kajian mengenai misi HMI.

BAB II
PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN IMPLEMENTASI DAN MISSION HMI
  1. Implemtasi      : Implementasi merupakan penerapan pelaksaan4
  2. Mission HMI   : Merupakan tugas yang di emban oleh kader HMI jadi, Implementasi mission HMI adalah penerapan (pelaksanaan) tugas dan tanggung jawab yang di emban oleh kader hmi.
Misi HMI secara tersirat terlihat dari latal belakang terdirinya HMI secara tersurat terformulasikan dalam rumusan tujuan HMI yang pertama misi HMI secara tersurat dapat di lihat dari latal belakang munculnya pemikiran dan berdirinya HMI adalah: ( 1) Penjajahan belanda (2) Kesenjangan umat islam dalam pengetahuan, pendalaman ajaran islam. (3) Kebutuhan dan pemahaman ke agamaan dan beberapa faktor lainnya dan secara tersirat misi yaitu dalam rumusan tujuan HMI yang satu adalah   
  1. Mempertahankan negara  republik  Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.
  2. Menegakkan mengembankan ajaran agam islam.5
Adapun rumusan tujuan HMI sebaiman tercantum dalam pasal 5 angaran dasar HMI “terbinanya insan akademis , pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil makmur yang di ridhai allah subahanahuwata’ala.
4. hartono, kamus praktis bahasa Indonesia…….hal, 62.
5. Hariqo wibawa satria.lafran pane jejak hayat dan pemikirannya, hal 3
Dari kedua rumusan terangkum  secara utuh dan bulat komitmen bernilai tinggi, dimiliki organisasi mahasiswa yang menghimpun  generasi muda banggsa. Selain itu maka dapat disimpulkan bahwa misi HMI erat kaitannya dengan tujuan HMI karena misi sebagai langkah atau cara untuk mencapai tujuan, juga keduaduanya sama­-sama berorientasi pada keislaman untuk mewujudakan masyarakat adil dan makmur.6
  1. PERAN KADER DAN MISSION HMI
Kader merupakan tenaga penggerak organisasi sebagai calon pimpinan dan sebagai benteng organisasi. Secara kualitatif, kader mempunyai mutu, kesanggupan bekerja dan berkorban yang lebih besar daripada anggota biasa dan dapat disimpulkan kader adalah tenaga penggerak organisasi yang memilki sepenunya dasar dan idiologi perjuangan ia mampu melaksanakan program perjuangan secara konsekuen di setiap waktu, situasi dan tempat terbawa oleh pengertian dan fungsi kader, maka untuk menjadi kader organisasi yang berkualitas anggota harus menjalani pendidikan, pelatihan dan pratikum. Pelatihan kader harus dilaksanakan secara terus menerus dan teratur rapi dan berencana, sebagai mana di atur dalam pengkaderan kongres ke delepan HMI tahun  1966 merumusakan pengertian kader adalah tulang punggung organisasi, pelopor penggerak pelaksana, penyelamat cita–cita HMI yang kini dan yang akan datang dimanapun berada, tetap berorientasi kepada asas dan syariat islam.
Mengingat fungsi HMI Sebagai organisasi kader maka seluru aktifitasnya harus dapat memberi dan kesempatan berkembang bagi kualitas - kualitas pribadi anggota – anggotanya. Tujuan HMI sebagai tujuan umum yang hendak dicapai oleh HMI menjadi garis  arah dan titik seluruh kegiatan dan aktifitas pengaderan HMI,
6.agussalim sitompul, 44 indikator kemunduran hmi…”hal 14
Maka dengan sendirinya tujuan merupakan ukuran atau norma dari semua kegiatan HMI. Dengan demikain bagi anggota, tujuan organisasi merupakan titik pertemuan peresamaan kepentingan paling pokok bagi seluruh anggota, oleh karna itu peran angota dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sangat besar dan mentukan.
Akhir kegiatan pengkaderan di arahkan dalam rangka mebentuk profil  kader yang ideal, yauitu muslim intelektual professinoan. Adapun tiga aspek yang ditekankan dalam usaha pelaksaan kaderisasi yaitu pembentukan integritas watak dan keperibadian, pengembangan kualitas intelektual kita atau kemampuan ilmianya pengembangan kemampuan professional atau keterampilanya, harus terintegrasi secara utuh.
Secara spesifik  wujud  profil kader HMI adalah seperti tergambar dalam tujuan HMI yaitu “terbinanya insan akademis , pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil makmur yang di ridhai allah subahanahuwata’ala.  Kelima kualitas insan cita, semuanya mengndung 17 indikator sebagai wujud profil seorang kader HMI, sebagai mana yang di cita – citakan kulitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yakni  suasana ideal yang ingin diwujudkan oleh HMI didalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kulitas insan cita tersebut sebagai mana dalam pasal tujuan ( pasal 4 AD HMI ) adalah sebagai berikut :
  1. Kualitas insan akademis
-          Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, perpikir rasional, objektif dan kritis.
-          Memeiliki kemanpuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang di ketahui dan yang dirahasiakan ( selalu berlaku dan menghadapi  suasana di sekelilingnya dengan kesadaran).
-          Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pillihanya  baik secara teoritis teknis dan sanggup berkerja secara ilmia yaitu secara bertahap, teratur, mengarah, pada tujuan sesui dengan prinsip – prinsip perkembangan.
  1. Kulitas insan pencipta : insan akademis, pencipta
-          Sanggup melihat kemungkinan – kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk – bentuk baru yang lebih baik dan bersikap bertolak dari yang ada ( Allah) .
-          Berisifat independen dan terbuka, tidak bolatif.
-          Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu kerja kemanusiaan yang di semangati ajaran islam.
  1. Kualitas insan pengabdi : insan akademis, pencipta, pengabdi.
-          Ikhas dan sanggup berkarya dengan kepentingan orang banyak atau sesama ummat.
-          Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi di sekelilingnya menjadi baik.
-          Insan  akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang bersungu-sunggu  mewujudkan cita-cita dan iklas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.
  1. Kualitas insan yag bernafasakan islam : insan akademis, pencipta, pengabdi, yag bernafasakan islam.
-          Islam yang telah menjiwai dan member pedoman pola pikir dan pola lakunya tanpa memahami merek islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai -nilai universal islam. Dengan demikain islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
-          Ajaran islam telah berhasil membentuk “ unity personality”  dalam dirinya. Nafas islam membentuk pribadi yang utuh tercega dari “ split personality” tidak perna ada dilemma pada dirinya sebagai warga Negara dan dirinya sebagai muslim. Insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya dalam membangun Nasional bangsa kedalam suksesnya pejuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.
  1. Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhai Allah subahanahu wata’ala.
-          insan akademis , pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil makmur yang di ridhai allah subahanahuwata’ala
-          berwatak sanggup memikul akibat akibat yang dari perbuatanya sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.
-          Spontan dalam menghadapi tugas, responsive dalam menghadapi persoalan persoalan dan jauh dari sifat apotis.
-          Rasa tanggung jawab, takwa kepada Allah subahanahuwata’ala, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil yang di ridhai allah subahanahuwata’ala.
-          Korektif terhadap setiap langka yang berlawanan dengan usaha  mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
-          Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “ klalifah Fila rd“ yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
Dari cakupan dan rumusan di atas dapat di simpulkan bahwa peran kader dalam mission hmi adalah sebagai berikut dia antaranya :
-          Kader dalam mission HMI sebagai penggerak dalam memperjuangkan roda organisasi berdasarkan misi yang telah di tetapkan.
-          Sebagia calon pimpinan untuk kedepanya dan mempunyai mutu dan kesanggupan bekerja dan berkorban guna untuk mencapai amanah yang di emban dalam organisasi (misi).
-          Sebagai tenaga penggerak  dalam mencapai tujuan HMI  guna untuk menegakan dan mengembangkan agama islam yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan tegaknya keyakinan bertauhid dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  1. KEDUDUKAN MORAL DALAM MISSION HMI
Moral (akhlak) adalah perbuatan yang suci yang terbit dari lubuk jiwa yang paling dalam karenanya mempunyai kekuatan yang paling hebat. Imam Al-Ghazaly berkata;’’akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, dari padanya timbul permbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.
Moral (akhlak) dalam misi dijelaskan pada tujuan HMI yaitu’’terbinanya insan akademis,pencipta pengapdi yang bernafaskan islam serta bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT” poin dalam tujuan HMI yang keempat erat kaitannya dengan moral yaitu insan yang bernafaskan islam. Insan yang bernafaskan islam adalah insan yang dalam dirinnya tertanam nilai-nilai ajaran islam, dan nilai-nilai tersebut tercermin dalam  sikap tingkah laku beserta pengalamannya dalam kehidupan.
Dalam tujuan HMI dijelaskan kualitas insan yang bernafaskan islam yaitu:
1.      Islam telah menjiwai dan memberi  pedoman pola pikir dan pola lakunya, dan islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan menciptakan sejalan dengan nilai-nilai universal islam. Dengan demikian islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
2.      Ajaran islam telah berhasil membentuk’’unity personality’’ dalam dirinya nafas islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilemma pada dirinya sebagai warga Negara dan dirinya sebagai muslim dengan demikian insan ini telah mengintegrasi masalah suksesnya dalam penbangunan nasional bangsa kedalam suksesnya  perjuangan umat islam Indonesia dan sebalik.
7. agussalim, 44 indikator kemunduran hmi…”hal 16
  1. Kerangka Dasar Agama Dan Ajaran Islam
 Ruang lingkup agama dan ajaran islam didukung dan jelas  kelihatan pada kerangka dasar, yang harus dipahami ialah agama islam bersumber dari wahyu (al-Qur’an) dan Sunnah (al-Hadits), ajaran islam bersumber dari Ra’yu (akal pikiran) manusia melalui jihat dan islam adalah penjelasan dari agama islam.
Dalam menjalankan ajaran islam secara spesifik tertanam  secara sistematik tentang iman, islam dan iksan.
1.      Iman        : Menurut bahasa iman adalah tasdiq (membenarkan), menurut istilah iman adalah tasdiq dalam hati, ikrar dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan atau iman adalah kepercayaan dalam hati meyakini dan membenarkan adanya tuhan dan membenarkan adanya semua yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW.
2.      Islam       : Menurut bahasa adalah kedamaian, kesejahtraan, keselamatan dan penyerahan diri pada tuhan. Menurut istilah islam adalah aagama yang di turunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW untuk di sampaikan kepada ummatnya.
3.      Islam       : Menurut bahasa adalah kebaikan  sedangkan menurut istilah adalah perlakuan baik yang dilakukan oleh manusia.8
8  . syamsul rizal hamid, buku pintar agama islam….”hal `18


Jadi, antara iman, islam, ihsan sengat erat kaitannya karena untuk menjalankan agama islam yang benar sangat dipengaruhi oleh iman ( membenarkan ), begitu juga dengan islam karna tampa adanya islam maka kita tidak mempunyai pedoman, begitu juga dengan ihsan yaitu sebagai wujud dari perlakuan baik dan menumbuhkan kebaikan.
Dari rumusan tentang hubungan  moral yang di jelasakan dalam tujuan HMI, dari dua versi tentang kegiatan rumusan moral berdasarakan:
  1. Tujuan HMI yang tercantum pada ihsan yang bernafaskan islam dan
  2. Dijelasakan dalam kajian-kajian ajaran islam, jelas dari arti tersebut nilai-nilai islam           ( moralitas yang baik) sangat dibutuhkan untuk mecapai tujuan dari misi keislaman yang bersumber dari Al-Qu’an dan Al-Hadits.
Berbicara tentang moralitas terhadap kader, komitnya juga berbicara tentang gerakan moral, gerakan moral adalah suatu gerakan yang timbul dari dalam diri kader terlepas dari intervensi dan administrasi pihak lain.
Contoh gerakan moral yaitu sebagai berikut :
  1. Seorang kader HMI mampu menumbu kembangkan hal-hal yang yang bersifat positif seperti membuat kajian diskusi, shering, guna menghasilkan informasi dan memperdalam ilmu pengetahuan.
  2. Kader HMI baik dari tingkat komisariat maupun cabang ikut dan berperan aktif (andil) dalam hal membuat agenda untuk memperingati hari-hari besar islam dan hari hari beersejarah.
  3. Kader HMI mampu membuat satu kajian atau tela’ah tentang keislaman dan keindonesiaan sebagiaman tercantum dalam misi HMI, dan lain sebaginya.
  4. Kader HMI mampu menampung, menyampaikan dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat terutama dari masyarakat kalangan.
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. KESIMPULAN
HMI merupakan organisasi kader umat dan bangsa, sebagai kader umat dan bangsa harus selalu menempatkan diri sebagai pemersatu umat sekaligus ikut membangun kesatuan bangsa. Dengan misi HMI yang terangkum secara utuh tentang keislaman dan keindonesiaan maka untuk mencapai misi kita merujuk kepada tujuan HMI yaitu”tebinanya insan akademis, pencipta, pengapdi yang bernafaskan islam dan bertanggung  jawab atas terwujud masarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT. Selama itu peran kader HMI sangat dominan karena kader merupakan tulang punggung (pergerak) dalam organisasi.
Dengan implementasi misi HMI maka dapat terwujud moralitas kader. Yang mana hubungan moral erat kaitannya dengan tujuan HMI yang keempat, yaitu :(1) insan  bernafaskan islam insan yang benafaskan islam yaitu islam yang menajadikan islam sebagai pola pikir, pola tingkah lakunnya dan islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan sejalan dengan nilai-nilai universal islam.(2) ajaran islam telah berhasil membentuk unity personality dalam dirinya, nafas islam telah membentuk peribadi yang utuh tercegah dari split personality dalam dirinya tidak perrnah ada ditemukan dalam dirinya sebagai warga Negara muslim.
Hubungan moralitas dalam segi agama sangat erat hubungannya dengan iman, islam dan ihsan, ketiga poin tersebut  sangat erat kaitannya dan saling ketergantungan antar satu dengan yang lainnya, untuk mewujudkan dan meningkatkan moralitas kader seorang kader harus memahami, mengamalkan dan mengerajakan apa yang di jelaskan dalam rumusan iman,islam, dan ihsan.
Dari dua rumusan mengenai moralitas baik dari sisi tujuan maupun ajaran islam maka untuk mewujudkan hal tersebut kembali lagi pada misi HMI, tujuan dan ajaran islam insaallah dengan bekal ini maka akan tercipta hal yang bermanfaat bagi kader HMI dalam mewujudkan moralitas kader.
  1. SARAN
Penulis mengharapkan agar kebersamaan seluruh kader HMI tetap terajaga supaya tidak terjadi perpecahan antara pengurus-pengurus HMI guna mewujudkan masyarakat adil makmur.
HMI tetap harus menciptakan atau melahirkan kader-kader yang intelektual dan memiliki moral yang baik, guna mewujudkan perannya sebagai organisasi pengkaderan mahasiswa.



DATAR PUSTAKA
Satria Wibawa Hariqo. lafran pane jejak hayat dan pemikirannya,Jakarta selatan : lingkar 2010
Hhtp://insanlimacita.worpres.com latar-belakang-berdirinya hmi/…di akses 20/2/2012
Ahmad Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia,  1997. 
Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta:PT Rineka Cipta, 1992.
Http: //www Scribd.com//doc/40940752/missionhmi
Draf kongres hmi ke XXVII buku B, depok 2010
Ratak Nasruddin, Dienul Islam, Bandung:PT Alma’arif, 1973.
Sabig Said, Unsur-Unsur Dinamika Islam, Jakarta:PT Inter Mas, 1981.
Sitompul Agussalim, 44 Indikator Kemunduran HMI (Suara Kritik dan Korelasi Untuk Kebangkitan Kembali HMI),Yogyakarta:CV Misaka Galiza,2005.
Sitompul Agussalim, Pemikiran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tentang Keislaman, Keindonesian,(disertai pada pasca sarajana IAIN) 1047-1997.
Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa, Jakarta :PT Sinergi Persadamata Foundation, 2010.
Tukimin Santo, Moehadi Zainal, Administrasi dan Organisasi Perujuangan, Yogyakarta: Penerbit Sinta, 1966.
Daud Ali Muhammad, Hukum Islam (Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum  Islam Di Indonesia,) Jakarta :PT Raja Grafindo Persada,2007





0 komentar

Leave a Reply

 
DAUBATU INSTITUTE © 2011 SpicyTricks & ThemePacific.