IMPLEMENTASI MISSION HMI DALAM
MEWUJUDKAN MORALITAS KADER
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Mengikut Intermediate Training( Lk-II)
Yang Diselenggarakan Oleh Himpunan Mahasiswa
Islam ( HMI )
Cabang
Cabang Jantho 05 Sampai 13
Februari 2012
Oleh
:
AMDAFA AULI

Dipresentasikan pada Latihan Kader
II (Intermediate Training) Tingkat Nasional
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG JANTHO
TAHUN 20I2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang yang menguasai gerak garik hati hambaNya salawat
dan salam semoga tercurah kepada suri teladan kita Nabi Muhammad, serta
keluarga, sahabt, dan pengikut beliau hinnga ahir zaman.
Alhamdulillah dengan rahmatNya
penulis telah dapat menyelesaikan penusunan makalah ini dengan Judul
“IMPLEMENTASI MISSION HMI DALAMA MEWUJUDKAN MORALITAS KEDER” yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada kanda dan teman teman yang telah ikut membantu dan membimbing
penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kamimenyusun karya tulis
ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Aceh besar, Januari 2012
Penulis
Amdafa auli
BAB
I
PENDAHULAUAN
- LATAR BELAKANG
Himpunan
mahasiswa islam ( HMI ) adalah organisasi mahasiswa yang diprakarsai oleh tokoh mahasiswa sekolah tinggi islam (
STI ) yang bernama Lafran Pane beserta ke empat belas kawan- kawan mahasiswa
lainya pada tanggal 14 Rabiul Awal bertepatan tanggal 5 Februari 1947 M ini
merupakan hari yang sangat bersejarah bagi HMI dan juga bagi dunia mahasiswa dan bangsa
Indonesia pada umumnya. HMI di dirikan berkat keberanian dan cita – cita luhur
putra bangsa guan memperjuangkan, mempertahanakan dan mengisi kemerdekaan dari
kalangann mahasiswa muslim yang memiliki komitmen atau keislaman dan keindonesiaan.
Pembentukan organisasi HMI bukan
karna tidak cocok dengan tujaun organisasi lain namun melainkan jauh dari itu
karna adanya dorongan ( Motivsi ) kepentingan lebih luas sebagai respon atas
tuntutan perjuangan melawan Belanda. Kesadaran yang mendalam atsa kedudukan peranan
mahsiswa sebagai kader ummat dan kader bangsa yang di tuntut tanggung jawabnya
secara nyata di tengah – tengah masyarakat disnilah juga secara politik,
perkembangan komunisme mulai mengkhawatirkan, dan semakin disadari hadirnya
sebagia tantangan untuk mewujudkan masa depan Indonesia sebagai bangsa yang
berdaulat adil makmur.
Adapun pandangan dari pada pendiri
HMI bahwa manusia tidak boleh lenga dan berhura–hura melainkan harus bangkit
berjuang dengan tujuan mempertahankan
Negara republik Indonesia, mengakat dan mengembangkan ajaran agama
islam, jelas dari rumus tersebut tergambar secara utuh dan terintegerasi wawasan
ke islaman dan keindonesiaan menjadi karakter HMI sebagai organisasi kader
ummat dan kader bangsa, sedangkan wawasan kemahasiswaaan
menunjukan HMI adalah organisasi mahasiwa yang
berorientasi pada ilmu pengetahuan organisasi HMI mempunyai misi atau tafsir
tujuan HMI. Yang pertama kali dirumuskan pad tahun 1969.
Misi HMI secara tersirat terlihat
dari latar belakang berdirinya HMI secara tersurat terformulasikan dalam
rumusan tujuan pertama HMI. Lebih jelasanya
mengenai latar belakang berdirinya HMI sebagai kajian yang terbaru dapat
dilihat dalam disertasi Agussalim Sitompul, yang di promosikan pada tanggal 12
juli 2001, dengan judul “ pemikiran HMI tentang keisalaman – keindonesiaan 1947
– 1997. Adapun beberapa latar belakang munculnya pemikiran dan berdirinya HMI
adalah:
1. Penjajahan
Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan
-
Aspek politik : Indonesia menjadi objek
jajahan Belanda.
-
Aspek Pemerintahan : Indonesia
berada di bawah pemerintah Belenda.
-
Aspek Hokum : Indonesia berlaku
diskriminasi.
-
Aspek Ekenomi : bangsa Indonesia
berada dalam kondisi ekonomi lemah.dll
2. kesenjangan
ummat islam dan pengetahuan, pemahaman,serta penghayatan dari pengalaman ajaran
islam.
3. Kebutuhan,
pemahaman dan pengahayatan ke agamaan.
4. Munculnya
popularisasi politik.
5. Berkembangnya
faham dan ajaran komunis.
6. Kedudukan
perguruan tinggi dan duni kemahaiswaan yang strategis.
7. Kemajemukan
bangsa Indonesia.
8. Tuntutaan
modernisasi dan tantangan masa depan.
Latar belakang tersebut merupakan ad
hoc terhadap latar belakang berdirinya HMI yang perna
penulis teliti 1976, seperti tertuang dalam buku “ sejara perjuangan HMI ( 1947
– 1975 ).`1
Secara tersurat, misi HMI tercamtum
dalam rumusan tujuan HMI yang pertama adalah:
1. Mempertahankan
Negara republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.
2. Menegakan
dan mengmbakan ajaran agama islam.2
Dapat dillihat dari sudut pandang misi
HMI baik secara tersirat dari latar
belakang berdirinya HMI, maupun secara tersurat yang tercantum dalam tujuan
HMI, yang inti antara keduanya yaitu dapat menegakkan, mengembangkan, dan
mengamalkan ajaran agama islam.
- Hhtp://insanlimacita.worpres.com latar-belakang-berdirinya hmi/…di akses 20/2/2012
- Hariqo wibawa satria.lafran pane jejak hayat dan pemikirannya, hal 3
Untuk mewujudkan hal tersebut kita
dapat merujuk pada tujuan HMI yaitu “
terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan
bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil makmur yang di ridhai allah
subahanahuwata’ala.
3
- RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah
yaitu :
1. Apakah
dengan implementasi mission HMI dapat
mewujutkan moralitas kader ?
2. Bagaiman
peran kader dalam misi HMI ?
3. Apakah
moralitas kader dapat terwujud dengan mengimplentasikan misi HMI melalui tujuan
HMI ?
- PENJELASAN ISTILAH
Untuk memudahkan pembahasan
selanjutnya dan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penjelasan ini maka
penulis perlu untuk mengemukakan pengertian-pengertian dari judul di atas yaitu
:
1. Implementasi : Suatu penerapan atau pelaksanaan
2. Mission : Tugas dan tanggung jawab
3. Mission
HMI : Tugas dan tanggung jawab yang
di emban oleh kader HMI
4.
Kader :
Pengendali pola gerak atau sebagai seorang atau kelompok yang berada disuatu
wadah organisasi yang dibina secara continyu dan diharapkan menjandi tulang
punggung dan generasi penerus bagi agama dan bangsa.
- Anggarn dasar hmi. Bab III pasal 6
- TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan antara lain
:
- Untuk mengetahui apakah implementasi mission HMI dapat mewujudkan moralitas kader
- Untuk menelaah peran kader HMI dalam misi HMI.
- Untuk mengetahui moralitas kader dapat terwujud dengan cara menerapkan misi HMI melalui tujuan HMI.
- PEMBATASAN MASAALAH
Berdasarkan uraian di atas maka
terdapat berbagai macam dan luasnya penulisan, oleh karna itu perlu adanya
pembatasan agar penulisan ini mempunyain arah yang jelas dan pasti yaitu sebagai berikut:
- Acuan yang digunakan dalam penulisan ini adalah implementasi misi HMI yang merujuk pada tujuan HMI.
- Dalam penulisan ini menkaji tentang moralitas kader dan peran kader dalam misi HMI.
- MANFAAT PENULISAN
- Manfaat teoritis : Manfaat teoritis yaitu sebagai bahan informsai bagi para kader HMI dalam menerapkan misi melalau tujuan hingga dapat di jadikan alternatife ( solusi ) guna mewujudkan moralitas yang baik.
- Manfaat praktis : Diharapkan bagi pengurus atau kader dapat memperluas wawasan tentang cara mewujudkan moral yang baik dan memperdalam kajian mengenai misi HMI.
BAB II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN IMPLEMENTASI DAN MISSION HMI
- Implemtasi : Implementasi merupakan penerapan pelaksaan4
- Mission HMI : Merupakan tugas yang di emban oleh kader HMI jadi, Implementasi mission HMI adalah penerapan (pelaksanaan) tugas dan tanggung jawab yang di emban oleh kader hmi.
Misi HMI secara tersirat terlihat
dari latal belakang terdirinya HMI secara tersurat terformulasikan dalam
rumusan tujuan HMI yang pertama misi HMI secara tersurat dapat di lihat dari latal
belakang munculnya pemikiran dan berdirinya HMI adalah: ( 1) Penjajahan belanda
(2) Kesenjangan umat islam dalam pengetahuan, pendalaman ajaran islam. (3)
Kebutuhan dan pemahaman ke agamaan dan beberapa faktor lainnya dan secara
tersirat misi yaitu dalam rumusan tujuan HMI yang satu adalah
- Mempertahankan negara republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.
- Menegakkan mengembankan ajaran agam islam.5
4.
hartono, kamus praktis bahasa
Indonesia…….hal, 62.
5.
Hariqo wibawa satria.lafran pane jejak
hayat dan pemikirannya, hal 3
Dari kedua rumusan terangkum secara utuh dan bulat komitmen bernilai
tinggi, dimiliki organisasi mahasiswa yang menghimpun generasi muda banggsa. Selain itu maka dapat
disimpulkan bahwa misi HMI erat kaitannya dengan tujuan HMI karena misi sebagai
langkah atau cara untuk mencapai tujuan, juga keduaduanya sama-sama
berorientasi pada keislaman untuk mewujudakan masyarakat adil dan makmur.6
- PERAN KADER DAN MISSION HMI
Kader merupakan tenaga penggerak
organisasi sebagai calon pimpinan dan sebagai benteng organisasi. Secara kualitatif,
kader mempunyai mutu, kesanggupan bekerja dan berkorban yang lebih besar daripada
anggota biasa dan dapat disimpulkan kader adalah tenaga penggerak organisasi
yang memilki sepenunya dasar dan idiologi perjuangan ia mampu melaksanakan
program perjuangan secara konsekuen di setiap waktu, situasi dan tempat terbawa
oleh pengertian dan fungsi kader, maka untuk menjadi kader organisasi yang
berkualitas anggota harus menjalani pendidikan, pelatihan dan pratikum.
Pelatihan kader harus dilaksanakan secara terus menerus dan teratur rapi dan
berencana, sebagai mana di atur dalam pengkaderan kongres ke delepan HMI tahun 1966 merumusakan pengertian kader adalah
tulang punggung organisasi, pelopor penggerak pelaksana, penyelamat cita–cita HMI
yang kini dan yang akan datang dimanapun berada, tetap berorientasi kepada asas
dan syariat islam.
6.agussalim
sitompul, 44 indikator kemunduran hmi…”hal
14
Maka dengan sendirinya tujuan merupakan
ukuran atau norma dari semua kegiatan HMI. Dengan demikain bagi anggota, tujuan
organisasi merupakan titik pertemuan peresamaan kepentingan paling pokok bagi
seluruh anggota, oleh karna itu peran angota dalam pencapaian tujuan organisasi
adalah sangat besar dan mentukan.
Akhir kegiatan pengkaderan di
arahkan dalam rangka mebentuk profil
kader yang ideal, yauitu muslim intelektual professinoan. Adapun tiga
aspek yang ditekankan dalam usaha pelaksaan kaderisasi yaitu pembentukan
integritas watak dan keperibadian, pengembangan kualitas intelektual kita atau
kemampuan ilmianya pengembangan kemampuan professional atau keterampilanya,
harus terintegrasi secara utuh.
Secara spesifik wujud profil kader HMI adalah seperti tergambar
dalam tujuan HMI yaitu “terbinanya insan akademis , pencipta, pengabdi, yang
bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil
makmur yang di ridhai allah subahanahuwata’ala. Kelima kualitas insan
cita, semuanya mengndung 17 indikator sebagai wujud profil seorang kader HMI,
sebagai mana yang di cita – citakan kulitas insan cita HMI adalah merupakan
dunia cita yakni suasana ideal yang
ingin diwujudkan oleh HMI didalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu
pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kulitas insan cita
tersebut sebagai mana dalam pasal tujuan ( pasal 4 AD HMI ) adalah sebagai
berikut :
- Kualitas insan akademis
-
Berpendidikan tinggi, berpengetahuan
luas, perpikir rasional, objektif dan kritis.
-
Memeiliki kemanpuan teoritis, mampu
memformulasikan apa yang di ketahui dan yang dirahasiakan ( selalu berlaku dan
menghadapi suasana di sekelilingnya
dengan kesadaran).
-
Sanggup berdiri sendiri dengan
lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pillihanya baik secara teoritis teknis dan sanggup
berkerja secara ilmia yaitu secara bertahap, teratur, mengarah, pada tujuan
sesui dengan prinsip – prinsip perkembangan.
- Kulitas insan pencipta : insan akademis, pencipta
-
Sanggup melihat kemungkinan –
kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk
menciptakan bentuk – bentuk baru yang lebih baik dan bersikap bertolak dari
yang ada ( Allah) .
-
Berisifat independen dan terbuka,
tidak bolatif.
-
Dengan ditopang kemampuan akademisnya
dia mampu kerja kemanusiaan yang di semangati ajaran islam.
- Kualitas insan pengabdi : insan akademis, pencipta, pengabdi.
-
Ikhas dan sanggup berkarya dengan
kepentingan orang banyak atau sesama ummat.
-
Sadar membawa tugas insan pengabdi,
bukan hanya membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi di sekelilingnya
menjadi baik.
-
Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang
bersungu-sunggu mewujudkan cita-cita dan
iklas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.
- Kualitas insan yag bernafasakan islam : insan akademis, pencipta, pengabdi, yag bernafasakan islam.
-
Islam yang telah menjiwai dan member
pedoman pola pikir dan pola lakunya tanpa memahami merek islam. Islam akan
menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai -nilai universal
islam. Dengan demikain islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
-
Ajaran islam telah berhasil
membentuk “ unity personality” dalam
dirinya. Nafas islam membentuk pribadi yang utuh tercega dari “ split
personality” tidak perna ada dilemma pada dirinya sebagai warga Negara dan
dirinya sebagai muslim. Insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya
dalam membangun Nasional bangsa kedalam suksesnya pejuangan umat islam
Indonesia dan sebaliknya.
- Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhai Allah subahanahu wata’ala.
-
insan akademis , pencipta, pengabdi,
yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil
makmur yang di ridhai allah subahanahuwata’ala
-
berwatak sanggup memikul akibat akibat
yang dari perbuatanya sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya
keberanian moral.
-
Spontan dalam menghadapi tugas,
responsive dalam menghadapi persoalan persoalan dan jauh dari sifat apotis.
-
Rasa tanggung jawab, takwa kepada
Allah subahanahuwata’ala, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam
suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil yang di ridhai allah
subahanahuwata’ala.
-
Korektif terhadap setiap langka yang
berlawanan dengan usaha mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur.
-
Percaya pada diri sendiri dan sadar
akan kedudukannya sebagai “ klalifah Fila rd“ yang harus melaksanakan tugas-tugas
kemanusiaan.
Dari cakupan dan rumusan di atas
dapat di simpulkan bahwa peran kader dalam mission hmi adalah sebagai berikut
dia antaranya :
-
Kader dalam mission HMI sebagai
penggerak dalam memperjuangkan roda organisasi berdasarkan misi yang telah di
tetapkan.
-
Sebagia calon pimpinan untuk kedepanya
dan mempunyai mutu dan kesanggupan bekerja dan berkorban guna untuk mencapai
amanah yang di emban dalam organisasi (misi).
-
Sebagai tenaga penggerak dalam mencapai tujuan HMI guna untuk menegakan dan mengembangkan agama
islam yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan tegaknya keyakinan
bertauhid dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- KEDUDUKAN MORAL DALAM MISSION HMI
Moral (akhlak) adalah perbuatan yang
suci yang terbit dari lubuk jiwa yang paling dalam karenanya mempunyai kekuatan
yang paling hebat. Imam Al-Ghazaly berkata;’’akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa, dari padanya timbul permbuatan yang mudah, tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran.
Moral (akhlak) dalam misi dijelaskan
pada tujuan HMI yaitu’’terbinanya insan akademis,pencipta pengapdi yang
bernafaskan islam serta bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil
makmur yang diridhai Allah SWT” poin dalam tujuan HMI yang keempat erat
kaitannya dengan moral yaitu insan yang bernafaskan islam. Insan yang
bernafaskan islam adalah insan yang dalam dirinnya tertanam nilai-nilai ajaran
islam, dan nilai-nilai tersebut tercermin dalam
sikap tingkah laku beserta pengalamannya dalam kehidupan.
Dalam
tujuan HMI dijelaskan kualitas insan yang bernafaskan islam yaitu:
1. Islam
telah menjiwai dan memberi pedoman pola
pikir dan pola lakunya, dan islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan
menciptakan sejalan dengan nilai-nilai universal islam. Dengan demikian islam
telah menafasi dan menjiwai karyanya.
2.
Ajaran islam telah berhasil membentuk’’unity personality’’
dalam dirinya nafas islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari
split personality tidak pernah ada dilemma pada dirinya sebagai warga Negara
dan dirinya sebagai muslim dengan demikian insan ini telah mengintegrasi
masalah suksesnya dalam penbangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan sebalik.
7.
agussalim, 44 indikator kemunduran hmi…”hal
16
- Kerangka Dasar Agama Dan Ajaran Islam
Ruang lingkup agama dan ajaran islam didukung
dan jelas kelihatan pada kerangka dasar,
yang harus dipahami ialah agama islam bersumber dari wahyu (al-Qur’an) dan Sunnah
(al-Hadits), ajaran islam bersumber dari Ra’yu (akal pikiran) manusia melalui
jihat dan islam adalah penjelasan dari agama islam.
Dalam
menjalankan ajaran islam secara spesifik tertanam secara sistematik tentang iman, islam dan
iksan.
1. Iman : Menurut bahasa iman adalah tasdiq
(membenarkan), menurut istilah iman adalah tasdiq dalam hati, ikrar dengan
lisan dan dibuktikan dengan perbuatan atau iman adalah kepercayaan dalam hati
meyakini dan membenarkan adanya tuhan dan membenarkan adanya semua yang di bawa
oleh nabi Muhammad SAW.
2. Islam : Menurut bahasa adalah kedamaian,
kesejahtraan, keselamatan dan penyerahan diri pada tuhan. Menurut istilah islam
adalah aagama yang di turunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW untuk
di sampaikan kepada ummatnya.
3.
Islam : Menurut
bahasa adalah kebaikan sedangkan menurut
istilah adalah perlakuan baik yang dilakukan oleh manusia.8
8 .
syamsul rizal hamid, buku pintar agama
islam….”hal `18
Jadi, antara iman, islam, ihsan
sengat erat kaitannya karena untuk menjalankan agama islam yang benar sangat
dipengaruhi oleh iman ( membenarkan ), begitu juga dengan islam karna tampa
adanya islam maka kita tidak mempunyai pedoman, begitu juga dengan ihsan yaitu
sebagai wujud dari perlakuan baik dan menumbuhkan kebaikan.
Dari rumusan tentang hubungan moral yang di jelasakan dalam tujuan HMI, dari
dua versi tentang kegiatan rumusan moral berdasarakan:
- Tujuan HMI yang tercantum pada ihsan yang bernafaskan islam dan
- Dijelasakan dalam kajian-kajian ajaran islam, jelas dari arti tersebut nilai-nilai islam ( moralitas yang baik) sangat dibutuhkan untuk mecapai tujuan dari misi keislaman yang bersumber dari Al-Qu’an dan Al-Hadits.
Berbicara tentang moralitas terhadap
kader, komitnya juga berbicara tentang gerakan moral, gerakan moral adalah
suatu gerakan yang timbul dari dalam diri kader terlepas dari intervensi dan
administrasi pihak lain.
Contoh gerakan moral yaitu sebagai
berikut :
- Seorang kader HMI mampu menumbu kembangkan hal-hal yang yang bersifat positif seperti membuat kajian diskusi, shering, guna menghasilkan informasi dan memperdalam ilmu pengetahuan.
- Kader HMI baik dari tingkat komisariat maupun cabang ikut dan berperan aktif (andil) dalam hal membuat agenda untuk memperingati hari-hari besar islam dan hari hari beersejarah.
- Kader HMI mampu membuat satu kajian atau tela’ah tentang keislaman dan keindonesiaan sebagiaman tercantum dalam misi HMI, dan lain sebaginya.
- Kader HMI mampu menampung, menyampaikan dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat terutama dari masyarakat kalangan.
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
- KESIMPULAN
HMI merupakan organisasi kader umat
dan bangsa, sebagai kader umat dan bangsa harus selalu menempatkan diri sebagai
pemersatu umat sekaligus ikut membangun kesatuan bangsa. Dengan misi HMI yang
terangkum secara utuh tentang keislaman dan keindonesiaan maka untuk mencapai
misi kita merujuk kepada tujuan HMI yaitu”tebinanya insan akademis, pencipta,
pengapdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujud masarakat adil makmur yang
di ridhoi Allah SWT. Selama itu peran kader HMI sangat dominan karena kader
merupakan tulang punggung (pergerak) dalam organisasi.
Dengan implementasi misi HMI maka dapat terwujud moralitas
kader. Yang mana hubungan moral erat kaitannya dengan tujuan HMI yang keempat,
yaitu :(1) insan bernafaskan islam insan
yang benafaskan islam yaitu islam yang menajadikan islam sebagai pola pikir,
pola tingkah lakunnya dan islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan sejalan
dengan nilai-nilai universal islam.(2) ajaran islam telah berhasil membentuk
unity personality dalam dirinya, nafas islam telah membentuk peribadi yang utuh
tercegah dari split personality dalam dirinya tidak perrnah ada ditemukan dalam
dirinya sebagai warga Negara muslim.
Hubungan moralitas dalam segi agama
sangat erat hubungannya dengan iman, islam dan ihsan, ketiga poin tersebut sangat erat kaitannya dan saling
ketergantungan antar satu dengan yang lainnya, untuk mewujudkan dan
meningkatkan moralitas kader seorang kader harus memahami, mengamalkan dan
mengerajakan apa yang di jelaskan dalam rumusan iman,islam, dan ihsan.
Dari dua rumusan mengenai moralitas baik dari sisi tujuan
maupun ajaran islam maka untuk mewujudkan hal tersebut kembali lagi pada misi HMI,
tujuan dan ajaran islam insaallah dengan bekal ini maka akan tercipta hal yang
bermanfaat bagi kader HMI dalam mewujudkan moralitas kader.
- SARAN
Penulis mengharapkan agar
kebersamaan seluruh kader HMI tetap terajaga supaya tidak terjadi perpecahan
antara pengurus-pengurus HMI guna mewujudkan masyarakat adil makmur.
HMI tetap harus menciptakan atau
melahirkan kader-kader yang intelektual dan memiliki moral yang baik, guna mewujudkan
perannya sebagai organisasi pengkaderan mahasiswa.
DATAR PUSTAKA
Satria Wibawa Hariqo. lafran pane jejak hayat dan pemikirannya,Jakarta
selatan : lingkar 2010
Hhtp://insanlimacita.worpres.com latar-belakang-berdirinya
hmi/…di akses 20/2/2012
Ahmad Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam,
Bandung: CV Pustaka Setia, 1997.
Hartono,
Kamus
Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta:PT Rineka Cipta, 1992.
Http: //www Scribd.com//doc/40940752/missionhmi
Draf kongres hmi ke XXVII buku B, depok 2010
Ratak Nasruddin, Dienul
Islam, Bandung:PT Alma’arif, 1973.
Sabig Said, Unsur-Unsur Dinamika Islam,
Jakarta:PT Inter Mas, 1981.
Sitompul
Agussalim, 44 Indikator Kemunduran HMI (Suara Kritik dan Korelasi Untuk
Kebangkitan Kembali HMI),Yogyakarta:CV
Misaka Galiza,2005.
Sitompul
Agussalim, Pemikiran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tentang Keislaman,
Keindonesian,(disertai pada pasca sarajana IAIN) 1047-1997.
Solichin,
HMI
Chandradimuka Mahasiswa, Jakarta :PT Sinergi Persadamata Foundation, 2010.
Tukimin
Santo, Moehadi Zainal, Administrasi dan Organisasi Perujuangan,
Yogyakarta: Penerbit Sinta, 1966.
Daud
Ali Muhammad, Hukum Islam (Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam Di Indonesia,) Jakarta :PT Raja
Grafindo Persada,2007